Kamis, 22 Maret 2012

Tugas Bahasa Inonesia

Kata dalam Bahasa Indonesia Disusun Oleh : 1. Dewi Aris K (6) 2. Diah Widyastuti (7) 3. Didi Wahyudi (8) 4. Dita Sheila H (9) 5. Epi Kistinah (10) Kelas : XII IPS 1 SMA NEGERI 1 WARUREJA Jalan Ahmad 04 Sukareja Warureja Tegal KALIMAT EFEKTIF DAN BAKU Ragam kalimat baku adalah ragam kalimat biasa dipakai : 1 dalam kominikasi resmi ( surat resmi / sinas, pengumuman instansi, penamaan dan peristilahan resmi, perundang – undangan dan sebagainya ) 2 dalam wacana teknis ( laporan resmi, karangan ilmiah ) 3 pembicaraan di depan umum ( pidato, ceramah, kothbah ) 4 dalam pembicaraan dengan orang yang dihormati Unsur – unsur pendukug kalimat baku : 1. Struktur ( frase, kalimat ) Misalnya : baku tidak baku harganya dia punya harga membersihkan bikin bersih memberitahukan kasih tahu Surat anda sudah saya baca Surat anda saya sudah baca 2. Bentuk kata Hama menyerang tanaman BUKAN bukan Hama serang tanaman Kuliah sudah berjalan BUKAN Kuliah sudah jalan Semua Negara BUKAN semua Negara Negara Semua titik terang BUKAN suatu titik titik terang 3. Pilihan kata / istilah / preposisi Ia mengirim surat kepada saya BUKAN ia mengirim surat ke saya Ia pergi dengan bibinya BUKAN Dia pergi sama bibinya Protein BUKAN protein Analisis BUKAN analisa Bagaimana BUKAN gemana Mengatakan BUKAN bilang Anda, saudara, dsb BUKAN situ Tidak BUKAN nggak Tetapi BUKAN tapi 4. Ejaan yang baku Zakat BUKAN jakat Teknik BUKAN tekhnik Nasihat BUKAN nasehat dan seterusnya Bagaimana Ejaan yang baku ? Kamus Ejaan Baku ini kami sunting berdasar Daftar Kata dan Istilah terbitan Panitia Bulan Bahasa baik dari pusat maupun Daerah istimewah Yogyakarta. Kata serapan dalam bahasa Indonesia Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan untuk memperkaya kosa kata. Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu--yang sering dianggap lebih mudah--adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu. Sejarah hubungan dengan penutur Telah berabad-abad lamanya nenek moyang penutur bahasa Indonesia berhubungan dengan berbagai bangsa di dunia. Bahasa Sanskerta tercatat terawal dibawa masuk ke Indonesia yakni sejak mula tarikh Masehi. Bahasa ini dijadikan sebagai bahasa sastra dan perantara dalam penyebaran agama Hindu dan Buddha. Agama Hindu tersebar luas di pulau Jawa pada abad ke-7 dan ke-8, lalu agama Buddha mengalami keadaan yang sama pada abad ke-8 dan ke-9. Hubungan dengan penutur India dan persekitarannya Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kata serapan dari bahasa Sanskerta dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia modern Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kata serapan dari bahasa Hindi dalam bahasa Indonesia Beriringan dengan perkembangan agama Hindu itu berlangsung pula perdagangan rempah-rempah dengan bangsa India yang sebagian dari mereka penutur bahasa Hindi, sebagian yang lain orang Tamil dari India bagian selatan dan Sri Lanka bagian timur yang bahasanya menjadi perantara karya sastra yang subur. Bahasa Tamil pernah memiliki pengaruh yang kuat terhadap bahasa Melayu. Hubungan dengan penutur bahasa Tionghoa Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kata serapan dari bahasa Tionghoa dalam bahasa Indonesia Hubungan ini sudah terjadi sejak abad ke-7 ketika para saudagar Cina berdagang ke Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur, bahkan sampai juga ke Maluku Utara. Pada saat Kerajaan Sriwijaya muncul dan kukuh, Cina membuka hubungan diplomatik dengannya untuk mengamankan usaha perdagangan dan pelayarannya. Pada tahun 922 musafir Cina melawat ke Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur. Sejak abad ke-11 ratusan ribu perantau meninggalkan tanah leluhurnya dan menetap di banyak bagian Nusantara (Kepulauan Antara, sebutan bagi Indonesia). Yang disebut dengan bahasa Tionghoa adalah bahasa di negara Cina (banyak bahasa). Empat di antara bahasa-bahasa itu yang di kenal di Indonesia yakni Amoi, Hakka, Kanton, dan Mandarin. Kontak yang begitu lama dengan penutur bahasa Tionghoa ini mengakibatkan perolehan kata serapan yang banyak pula dari bahasa Tionghoa, namun penggunaannya tidak digunakan sebagai perantara keagamaan, keilmuan, dan kesusastraan di Indonesia sehingga ia tidak terpelihara keasliannya dan sangat mungkin banyak ia berbaur dengan bahasa di Indonesia. Contohnya anglo, bakso, cat, giwang, kue/ kuih, sampan, dan tahu. Hubungan dengan penutur Arab dan Persia Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kata serapan dari bahasa Arab dalam bahasa Indonesia Bahasa Arab dibawa ke Indonesia mulai abad ketujuh oleh saudagar dari Persia, India, dan Arab yang juga menjadi penyebar agama Islam. Kosakata bahasa Arab yang merupakan bahasa pengungkapan agama Islam mula berpengaruh ke dalam bahasa Melayu terutama sejak abad ke-12 saat banyak raja memeluk agama Islam. Kata-kata serapan dari bahasa Arab misalnya abad, bandar, daftar, edar, fasik, gairah, hadiah, hakim, ibarat, jilid, kudus, mimbar, sehat, taat, dan wajah. Karena banyak di antara pedagang itu adalah penutur bahasa Parsi, tidak sedikit kosakata Parsi masuk ke dalam bahasa Melayu, seperti acar, baju, domba, kenduri, piala, saudagar, dan topan. Hubungan dengan penutur Portugis Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kata serapan dari bahasa Portugis dalam bahasa Indonesia Bahasa Portugis dikenali masyarakat penutur bahasa Melayu sejak bangsa Portugis menduduki Malaka pada tahun 1511 setelah setahun sebelumnya ia menduduki Goa. Portugis dikecundangi atas saingan dengan Belanda yang datang kemudian dan menyingkir ke daerah timur Nusantara. Meski demikian, pada abad ke-17 bahasa Portugis sudah menjadi bahasa perhubungan antaretnis di samping bahasa Melayu. Kata-kata serapan yang berasal dari bahasa Portugis seperti algojo, bangku, dadu, gardu, meja, picu, renda, dan tenda. Hubungan dengan penutur Belanda Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kata serapan dari bahasa Belanda dalam bahasa Indonesia Belanda mendatangi Nusantara pada awal abad ke-17 ketika ia mengusir Portugis dari Maluku pada tahun 1606, kemudian ia menuju ke pulau Jawa dan daerah lain di sebelah barat. Sejak itulah, secara bertahap Belanda menguasai banyak daerah di Indonesia. Bahasa Belanda tidak sepenuhnya dapat menggeser kedudukan bahasa Portugis karena pada dasarnya bahasa Belanda lebih sukar untuk dipelajari, lagipula orang-orang Belanda sendiri tidak suka membuka diri bagi orang-orang yang ingin mempelajari kebudayaan Belanda termasuklah bahasanya. Hanya saja pendudukannya semakin luas meliputi hampir di seluruh negeri dalam kurun waktu yang lama (350 tahun penjajahan Belanda di Indonesia). Belanda juga merupakan sumber utama untuk menimba ilmu bagi kaum pergerakan. Maka itu, komunikasi gagasan kenegaraan pada saat negara Indonesia didirikan banyak mengacu pada bahasa Belanda. Kata-kata serapan dari bahasa Belanda seperti abonemen, bangkrut, dongkrak, ember, formulir, dan tekor. Hubungan dengan penutur Inggris Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kata serapan dari bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia Bangsa Inggris tercatat pernah menduduki Indonesia meski tidak lama. Raffles menginvasi Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1811 dan beliau bertugas di sana selama lima tahun. Sebelum dipindahkan ke Singapura, dia juga bertugas di Bengkulu pada tahun 1818. Sesungguhnya pada tahun 1696 pun Inggris pernah mengirim utusan Ralph Orp ke Padang (Sumatra Barat), namun dia mendarat di Bengkulu dan menetap di sana. Di Bengkulu juga dibangun Benteng Marlborough pada tahun 1714-1719. Itu bererti sedikit banyak hubungan dengan bangsa Inggris telah terjadi lama di daerah yang dekat dengan pusat pemakaian bahasa Melayu. Hubungan dengan penutur Jepang Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kata serapan dari bahasa Jepang dalam bahasa Indonesia Pendudukan Jepang di Indonesia yang selama tiga setengah tahun tidak meninggalkan warisan yang dapat bertahan melewati beberapa angkatan. Kata-kata serapan dari bahasa Jepang yang digunakan umumnya bukanlah hasil hubungan bahasa pada masa pendudukan, melainkan imbas kekuatan budaya, ekonomi dan teknologinya. Perbendaharaan kata serapan Di antara bahasa-bahasa di atas, ada beberapa yang tidak lagi menjadi sumber penyerapan kata baru yaitu bahasa Tamil, Parsi, Hindi, dan Portugis. Kedudukan mereka telah tergeser oleh bahasa Inggris yang penggunaannya lebih mendunia. Walaupun begitu, bukan bererti hanya bahasa Inggris yang menjadi rujukan penyerapan bahasa Indonesia pada masa yang akan datang. Penyerapan kata dari bahasa Cina sampai sekarang masih terjadi di bidang pariboga termasuk bahasa Jepang yang agaknya juga potensial menjadi sumber penyerapan. Di antara penutur bahasa Indonesia beranggapan bahwa bahasa Sanskerta yang sudah ’mati’ itu merupakan sesuatu yang bernilai tinggi dan klasik. Alasan itulah yang menjadi pendorong penghidupan kembali bahasa tersebut. Kata-kata Sanskerta sering diserap dari sumber yang tidak langsung, yaitu Jawa Kuna. Sistem morfologi bahasa Jawa Kuna lebih dekat kepada bahasa Melayu. Kata-kata serapan yang berasal dari bahasa Sanskerta-Jawa Kuna misalnya acara, bahtera, cakrawala, darma, gapura, jaksa, kerja, lambat, menteri, perkasa, sangsi, tatkala, dan wanita. Bahasa Arab menjadi sumber serapan ungkapan, terutama dalam bidang agama Islam. Kata rela (senang hati) dan korban (yang menderita akibat suatu kejadian), misalnya, yang sudah disesuaikan lafalnya ke dalam bahasa Melayu pada zamannya dan yang kemudian juga mengalami pergeseran makna, masing-masing adalah kata yang seasal dengan rida (perkenan) dan kurban (persembahan kepada Tuhan). Dua kata terakhir berkaitan dengan konsep keagamaan. Ia umumnya dipelihara betul sehingga makna (kadang-kadang juga bentuknya) cenderung tidak mengalami perubahan. Sebelum Ch. A. van Ophuijsen menerbitkan sistem ejaan untuk bahasa Melayu pada tahun 1910, cara menulis tidak menjadi pertimbangan penyesuaian kata serapan. Umumnya kata serapan disesuaikan pada lafalnya saja. Meski kontak budaya dengan penutur bahasa-bahasa itu berkesan silih berganti, proses penyerapan itu ada kalanya pada kurun waktu yang tmpang tindih sehingga orang-orang dapat mengenali suatu kata serapan berasal dari bahasa yang mereka kenal saja, misalnya pompa dan kapten sebagai serapan dari bahasa Portugis, Belanda, atau Inggris. Kata alkohol yang sebenar asalnya dari bahasa Arab, tetapi sebagian besar orang agaknya mengenal kata itu berasal dari bahasa Belanda. Kata serapan dari bahasa Inggris ke dalam kosa kata Indonesia umumnya terjadi pada zaman kemerdekaan Indonesia, namun ada juga kata-kata Inggris yang sudah dikenal, diserap, dan disesuaikan pelafalannya ke dalam bahasa Melayu sejak zaman Belanda yang pada saat Inggris berkoloni di Indonesia antara masa kolonialisme Belanda.. Kata-kata itu seperti kalar, sepanar, dan wesket. Juga badminton, kiper, gol, bridge. Sesudah Indonesia merdeka, pengaruh bahasa Belanda mula surut sehingga kata-kata serapan yang sebetulnya berasal dari bahasa Belanda sumbernya tidak disadari betul. Bahkan sampai dengan sekarang yang lebih dikenal adalah bahasa Inggris. Metode penyerapan kata asing Senarai kata serapan dalam bahasa Indonesia Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lainnya. Asal Bahasa Jumlah Kata Arab 1.495 kata Belanda 3.280 kata Tionghoa 290 kata Hindi 7 kata Inggris 1.610 kata Parsi 63 kata Portugis 131 kata Sanskerta-Jawa Kuna 677 kata Tamil 83 kata Kata Turunan Secara umum, pembentukan kata turunan dengan imbuhan mengikuti aturan penulisan kata yamg ada di bagian sebelumnya. Berikut adalah beberapa informasi tambahan untuk melengkapi aturan tersebut. Jenis imbuhan Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokan menjadi : 1. Imbuhan sederhana : hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.  Awalan : me- , ber- , di- , ter- , ke- , pe- , per- , dan se-  Akhiran : -kan , -an , -i , -lah , dan –nya 2. Imbuhan gabungan : gabungan dari Lebih dari satu awalan atau akhiran.  Ber-an  Di-kan dan di-i  Diper-kan dan diper-i  Ke-an dan ke-i  Me-kan dan me-i  Memper-kan dan memper - i  Pe-an  Per-an  Se-an  Ter-kan dan ter-i 3. Imbuhan spesifik : digunakan untuk kata – kata tertentu (serapan asing )  Akhiran : -man , -wan , -wati , dan –ita  Sisipan : -in- , -em- , -el- , dan –er- . Awalan me- Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut : 1. Teteap, jika huruf pertama kata desar adalah l, m, n, q, r, atau w. contoh : me- + luluh  meluluh, me- + makan  memakan. 2. Me-  mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh : me- + baca  membaca, me- + pukul  memukul*, me-+vonis  memvonis, Me- + fasilitas + i  memfasilitasi. 3. Me-  men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. contoh : me-, + datang  mendatang, me- + tiup  meniup*. 4. Me-  meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vocal k*, g, h. contoh : me- + kikis  mengikis*, me- + gotong  menggotong, me- + hias  menghias. 5. Me-  menge-, jika kata dasar adalah hanya satu suku kata. Contoh : me- + bom  mengebom, me- + tik  mengetik, me- + klik  mengeklik. 6. Me-  meny-, jika huruf pertama adalah s*. contoh : me- + sapu  menyapu* Huruf dengan tanda * memiliki sifat – sifat khusus : 1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vocal. Contoh : me- + tipu  menipu, me- + sapu  menyapu, me- + konvensi  mengkonvensi. Aturan Khusus Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu : 1. Ber- + kerja  bekerja (huruf r dihilangkan ) 2. Ber- + ajar  belajar (huruf r diganti l ) 3. Pe + perkosa  pemerkosa (huruf p luluh menjadi m ) 4. Pe +perhati  pemerhati (huruf p luluh menjadi m) Kata Ulang Kata ulang dapat dibahas dengan meninjaunya dari segi bentuk dan dari segi makna atau fungsi perulangan kata. A. Bentuk Kata Ulang Menurut bentuknya, kata ulang dapat dibagi sebagai berikut. 1. Kata ulang penuh atau kata ulang murni, yaitu semua kata ulang yang dihasilkan oleh perulangan unsure-unsurnya secara penuh. Misalnya : rumah-rumah sakit-sakit. 2. Kata ulang berimbuhan atau kata ulang bersambungan, yaitu kata ulang yang salah satu unsurnya berimbuhan : awalan, sisipan, atau akhiran. Misalnya : berjalan-jalan, turun-temurun, tanam-tanaman. 3. Kata ulang berubah bunyi, yaitu kata ulang yang mengalami perubahan bunyi pada unsure pertama atau unsure kedua kata ulang. 4. Kata ulang semu, yaitu kata yang hanya dijumpai dalam bentuk ulang itu. Jika tidak diulang, komponennya tidak mempunyai makna atau bisa juga mempunyai makna lain yang tidak ada hubungannya dengan kata ulang tersebut. Misalnya : hati – hati, tiba- tiba, serba- serbi. 5. Kata ulang dwipurwa, yang berarti “dahulu dua” atau kata ulang yang berasal dari komponen yang semula diulang kemudian berubah menjadi sepatah kata dengan bentuk seperti itu. Kata ulang ini disebut juga redeplikasi,yang berasal dari bahasa inggris “reduplication” yang berarti perulangan. Sebenarnya semua kata ulang juga dapat disebut reduplikasi. Misalnya : lelaki, tetua. B. Makna dan Fungsi Kata Ulang 1. Perulangan kata benda Makna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata benda. a. Menyatakan benda itu bermacam- macam. Misalnya : buah- buahan, sayur- sayuran. b. Menyatakan benda yang menyerupai bentuk dasar itu. Misalnya : anak-anakan, orang- orangan. 2. Perulangan kata kerja Makna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata kerja. a. Menyatakan bahwa pekerjaan itu dilakukan berulang- ulang atau beberapa kali. Misalnya : meloncat- loncat, menyebut- nyebut. b. Menyatakan aspek durative, yaitu proses pekerjaan, pembuatan, atau keadaan yang berulang lama. Misalnya : berenang- renang, duduk-duduk. c. Menyatakaan bermacam-macam pekerjaa. Misalnya : cetak-mencetak, karang-mengarang. d. Menyatakan pekerjaan yang dilaksanakan oleh dua belah pihak atau berbalasan. Misalnya : tembak-menembak, utuh-menuduh. 3. Perulangan kata sifat Makna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata sifat. a. Menyatakan makna lebih (intensitas). Misalnya : berjalan cepat-cepat! Kerjakan baik-baik! b. Menyatakan makna sampai atau pernah. Misalnya : tak sembuh-sembuh sakitnya walaupun ia sudah berobat keluar negeri (tak pernah sembuh). Habis-habisan ia berbelanja (sampai habis). c. Digabungan dengan awalan se- akhiran –nya mengandung makna superlative (paling) Misalnya : kerjakan sebaik-baiknya agar hasilnya memuaskan. Terbangkan laying-layangmu setinggi-tingginya. d. Berlawanan dengan makna nomor satu atau melemahakan arti kata sifat itu. Misalnya : badanku sakit-sakit saja rasanya (sakit disana-sini, tapi tidak terlalu sakit). e. Bentuk yang seolah-olah sudah terjadi ungkapan dalam bahsa Indonesia, makna perulangannya kurang jelas. Misalnya: jangan menakut-nakuti anak-aak akan memengaruhi jiwanya kelak. 4. Perulangan kata bilangan a. Perulanagn kata satu menjadi satu-satu member makna “satu demi satu”\ Misalnya : peserta ujian masuk ruangan itu satu-satu. b. Perulangan kata satu dengan tambahan akhiran –nya member makna “hanya satu itu” Misalnya : ini anak satu-satunya. c. Perulangan kata dua-dua,tiga-tiga, dst. Member pengertian “sekaligus dua,tiga,dst.”. Misalnya : jangan masuk dua-dua karena pinyu itu tidak lebar. d. Bentuk perulangan berpuluh-puluh,berates-ratus,beribu-ribu,dst.menyatakan makna”kelipatan sepuluh,seratus,seribu,dst.. Misalnya : beribu-ribu orang yang mati dalam peperangan itu. Bentuk perulanagan kata bilangan dengan awalan ber-, saat iini sering diganti dengan bentukan dengan akhiran –an. Misalnya: berpuluh- puluh menjadi puluhan. Idiom / Ungkapan dan Peribahasa dalam Bahasa Indonesia 1. Idiom U disebut Idiom atau juga dengan ungkapan adlah gabungan kata yang membentuk arti baru dimana tidak berhubungan dengan kata pembentukan dasarnya. Berikut ini adalah beberapa contoh idiom dengan artinya: o Cuci mata = cari hiburan dengan melihat sesuatu yang indah o Kambing hitam = orang yang menjadi pelimpahan suatu kesalahan yang tidak dilakukannya o Jago merah = api dalam kebakaran o Kupu-kupu malam = wanita penghibur atau pelacur komersial o Ringan tangan = kasar atau suka melakukan tindak kekerasan o Hidung belang = pria yang merupakan pelanggan psk atau pekerja seks komersil 2. Peribahasa Peri bahsa adalah suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata yang bersifat padat, ringkas dan berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan, perumpamaan, prinsip dan aturan tingkah laku. Berikut ini adalah beberapa contoh peribahasa dengan artinya : o Dimana bumi dipijak disana langit di ujung Artinya: jika kita pergi ketempat lain kita harus menyesuaikan, menghormati dan toleransi dengan budaya setempat o Tiada rotan akar pun jadi Artinya: tidak ada yang baguspun yang jelek juga tidak apa-apa o Buah yang manis biasanya berulat Artinya: kata-kata yang manis biasanya menyesatkan atau menjerumuskan. o Tak ada gading yang tak akan retak Artiya : tidak ada satu pun yang sempurna, semua pasti aka nada saja cacatnya Kata Berimbuhan Kata berimbuhan merupakan kata yang di bentuk dengan melekatkan imbuhan. Imbuhan dibedakan menjadi empat jenis yaitu awalan, akhiran, awalan dan akhiran, serta sisipan. a. Awalan disebut juga prefix. Ada beberapa jenis awalan, yaitu meN-, ber-, do-, ter-, peN-, pe-, se-, per-, ke-. 1) Awalan meN- memiliki makna menyatakan perbuatan, menjadi, menggunakan apa yang ada pada bentuk dasarnya, menjuju ke, dalam keadaan. 2) Awalan ber- memiliki makna menyatakan perbuatan, dalam keadaan, kumpulan, menggunakan, memiliki. 3) Awalan di- memiliki makna melakukan perbuatan pasif. 4) Awalan ter- memiliki makna melakukan perbuatan pasif, tidak sengaja, paling, kemungkinan. 5) Walan peN- memiliki makna melakukan perbuatan, alat, memiliki sifat, yang melakukan perbuatan yang tertera dalam bentuk dasar. 6) Awalan pe- memiliki makna orang yang melakukan kegiatan atau pekerjaan, orang yang di. 7) Awaln per- memiliki makna membuat jadi, menganggap sebagai apa. 8) Awalan se- memiliki makna satu, seluruh, sama seperti, setelah. 9) Awalan ke- memiliki makna kumpulan, urutan. b. Akhiran disebut juga sufiks. Ada beberapa jenis akhiran, yaitu –kan, -I, -an. 1) Akhiran –kan memiliki makna melakukan perbuatan untuk orang lain, membuat jadi, menyebabkan jadi, menganggap, membawa/memasukan. 2) Akhiran –I memiliki makna perbuatan berulang-ulang, member apa yang ada pada bentuk dasarnya, tempat, menyebabkan jadi. 3) Akhiran –an memiliki makna sesuatu yang berhubungan dengan bentuk dasarnya,tiap-tiap, satuan, beberapa, sekitar. c. Gabungan awalan dan akhiran disebut konfiks dibedakan menjadi ke-an, peN-an, per-an,ber-an, se-nya. 1) Konfiks ke-an memiliki makna hal, berhubungan dengan bentuk dasarnya, dikenai perbuatan pada bentuk dasarnya, dalam keadaan, tempat atau daerah. 2) Konfiks peN-an memiliki makna hal atau perbuatan, hasil perbuatan, alat yang digunakan untuk melakukan perbuatan, tempat untuk melakukan perbuatan. 3) Konfiks per-an memiliki makna hal, hasil, tempat, daerah, macam-macam. 4) Konfiks per-an memiliki makna perbuatan yang disebut kata dasarnya, perbuatan berulang-ulang, saling. 5) Konfiks se-nya memiliki makna sampai. Peribahasa Istilah umum,pepatah juga dianggap sebagai istilah yang bersinonim dengan peribahsa. Padahal pepatah adalah salah satu jenis peribahsa. Peribahsa mencakup bidal, perumpamaan, dan pepatah. Peribahasa diartikan dengan kontruksi-kontruksi singkat dan padat yang berisi perbandingan, perumpamaan, nasehat, prinsip hidup, atau norma tingkah laku.  Bidal  Peribahasa yang mengandung nasihat, sindiran, peringatan, dsb. Misal : Berkata peliharakan lidah.  Perumpamaan  Peribahsa yang mengandung perbandingan. Perbandingan biasanya didahului kata bagai, bak, umpama, seperti, misalnya, dll. Misalnya : Bagai anak ayam kehilangan induk. Perumpamaan tanpa kata-kata pembanding, missal : habis manis sepah dibuang  Peribahasa  kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan maksud tertentu. Soal 1. Eroel pergi ke Apotik memakai motor Satria FU kesayangannya untuk membeli obat yang akan diberikan kepada Tias kekasihnya yang kebetulan mendapat rejeki dari ibunya. Penulisan kata-kata bercetak miring pada paragraph di atas yang sesuai dengan Kata Baku adalah… a. Apotek,rejeki b. Aphotek,rezeki c. Apotek,rezeki d. Apoetek,rejeki e. Apotik,rezeki 2. Jaman kian berlalu Ujud semu tak berlaku Team berucap semu Thema kini palsu …. Penggalan puisi karya Dewi Aris K Siswa SMA N 1 Warureja ini terdapat penulisan kata-kata bercetak miring di atas yang sesuai Kata Baku adalah… a. Jaman,wujud,tim,tema. b. Zaman,ujud,tim,tema. c. Zaman,wujud,team,tema. d. Zaman,wujud,tim,thema. e. Jaman,ujud,team,thema. 3. Kata serapan adalah kata yang berasal dari… a. Dari tadi b. Dari diri sendiri c. Dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan untuk memperkaya kosa kata d. Dari bahasa Negara sendiri dan di kembangkan e. Dari Negara lain untuk di buat ucapan saja 4. Berikut ini adalah Bahasa yang terdapat Kata Serapan kecuali adalah… a. Bahasa Tionghoa b. Bahasa Arab dan Persia c. Bahasa Melayu d. Bahasa Belanda e. Bahasa basi 5. Kalimat yang menggunakan kata ulang yang semakna dengan kata ulang pada waktu tersaji adalah… a. Menjelang berbuka puasa ibu menyiap-nyiapkan segala makanan untuk keluarga. b. Ia memandangiku sepuas-puasnya karena akan tugas belajar ke Australia c. Ceiza bernyanyi-nyanyi setiap hari untuk menghadapi lomba vocal di tingkat provinsi d. Kedua gadis itu berpeluk-pelukan untuk melepas kerinduan e. Karyawan itu sedang melukis-lukiskan meja kursi untuk persiapan tes pegawai. Jawabanya : D Karena berpeluk-pelukan berarti saling berpelukan. 6. Cermatilah penggunaan kata berimbuhan yang tercetak miring dalam kalimat berikut ! (1) Penamkapan penjahat itu dilakukan dengan kekerasan. (2) Perncangan rumah itu tidak cukup enam bulan. (3) Kementrian Indonesiaterletak ditengah-tengah kota (4) Penjahat ditangkap dipersembunyikan temannya. (5) Pemukiman penduduk itu tidak dipinggirkan dipinggir kota. Imbuhan per-an, pe-an, dank e-an yang semakna terdapat pada kalimat nomor a. (1), (2), dan (3) b. (2), (3) dan (4) c. (3), (4), dan (5) d. (1), (4), dan (5) e. (2), (4) dan (5) Jawaban : C Karena kementrian bermakna tempat Persembunyian bermakna tempat Pemukiman bermakna tempat 7. Cermati kalimat rumpang berikut! Air yang urah dan tmbah tidak istimewa…… berbagai khasiat untuk kesehatan. Cara…. Juga sederhana. Mulai dari….. sampai mandi…. Kata berimbuhan berikut yang tepat untuk melengkapi kalimat tersebut adalah… a. Dikandung, digunakan, menimbun, direndam. b. Terkandung, penggunaan, diminum, direndam. c. Mengandung, penggunaan, diminum, direndam. d. Dikandung, penggunaan, diminum, direndam. Jawaban : C Karena imbuhan meN- pada kata mengandung menyatakan makna suatu perbuatan akibat transitif. Imbuhan peN-an pada kata penggunaan menyatakan makna hal melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang setajam. Imbuhan di- pada kata diminum menyatakan suatu perbuatan yang pasif. Imbuhan ber- pada kata berendam menyatakan makna suatu perbuatan yang aktif. Kalimat A, B, D, dan E kurang tepat untuk melengkapi kalimat tersebut. 8. Bacalah dialog berikut dengan seksama ! Rudi : “Tugas kita sebagai pelajar, ya, belajar dan belajar.” Irma : “itu benar! Tapi untuk mencapai kemajuan dibidang IPTEK dan ekonomi sekarang ini susah, kalau hanya dengan belajar saja.” Rudi : “lalu apa lagi yang harus kita perbuat.” Irma : “Ya saya sendiri tidak tahu! Masalahnya kita belum mampu keluar dari lingkaran kemiskinan.” Rudi : “Iya ya! Bagai membandarkan air kegunung. Untuk mencapai kemajuan seperti dibeberapa Negara tetangga.” Dedi : “Malah mugkin……. Bagi kita saat ini.” Peribahasa yang tepat untuk melengkapi dialog tersebut adalah…. a. bagai tergantung di akar lapuku. b. Seperti mentimun dengan durian. c. Bagai air didaun talas d. Bagai bumi dengan langit e. Bagai menegakkan benang basah. 9. Bacalah paragraf berikut dengan seksama ! Larasati adalah siswa ….. disekolah kami. Selain aktif pada kegiatan OSIS di sekolah, dia Juga aktif pada kegiatan …… mengikuti jejak orang tuanya. Setelah lulus SMA, Larasati akan melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia mengambil jurusan …… sesuai dengan sifatnya suka membantu memecahkan masalah teman-temannya. Kata baku yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah… a. Tauladan, social. Psikologi b. Teladan, social, psycologi c. Teladan, social, psikologi d. Tauladan, sosialisasi, psikhologi e. Teladan, social, psikhologi Jawaban : C 10. Warung Internet (Warnet) ditokyo menjadi alternatif tempat tinggal baru. Dengan….. harga sewa yang jauh lebih murah dari pada hotel. Sejumlah warnet dilengkapi dengan kursi nyaman yang bisa direbahkan sandarannya untuk tidur. Selain itu, tersedia pula microwave dan shower, selain mirip tempat tinggal, warnet tersebut juga …. Ratusan buku komik. Kata berimbuhan yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang dalam paragraf tersebut adalah… a. Tawaran, menyajikan b. Ditawarkan, disajikan c. Penawaran, tersaji d. Menawarkan, menyajikan e. Menawarkan, sajikan. Jawaban : D Daftar Pustaka • Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia, Intan Pariwara. • Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia (1996) yang disusun oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (sekarang bernama Pusat Bahasa). • Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Balai Pustaka: 1999, halaman 1185 s.d. 1188 berisikan Pendahuluan buku Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1996 (dengan sedikit penyaduran tanpa mengubah maksud dan tujuan seseungguhnya dari buku ini). • Wikipedia Bebas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar